Minggu, 08 Januari 2017

Cerita Pendek

Tema: Social Phobia
Judul : Who are you?

Aku adalah seorang anak muda, yang tinggal bersama paman dan bibiku, setelah kejadian itu terjadi, kejadian yang begitu memiluhkan bagiku.

Disaat aku masih kecil, ayahku pergi meninggalkan ibuku, ibuku merawatku hingga, pada umurku yang ke-7 tahun, ibuku pergi untuk meninggalkanku selamanya.

Jadi sejak itu, aku dirawat oleh paman & bibiku.

Aku mengidap sebuah penyakit, ya Social Phobia, penyakit dimana aku merasa takut dalam keramaian, penyakit ini aku derita sejak kecil.

Kata bibiku, aku sepertinya mengidap penyakit ini sejak aku berumur 6 tahun. Aku tak tau hal spesifik apa yang menyebabkanku mengidap penyakit ini, kata bibiku, hanya ibuku saja dan sahabat kecilku yang tak ku ketahui yang mengetahui apa yang terjadi kepadaku.

**

Disaat aku berumur 15 tahun, aku mulai sering menerima surat, surat yang tak kuketahui dari siapa, dalam surat itu menyinggung tentang masa laluku, serta alasan mengapa aku mengidap penyakit ini.

Dugaanku, yang sering mengirimiku surat, ia adalah sahabat kecilku, sahabat kecil yang namanya saja tak ku ketahui.

Hampir setiap hari, dia mengirimiku surat, surat-surat itu tak ku mengerti, dan ada satu surat yang paling tak ku mengerti, di surat itu, ada sebuah kalimat yang akhirnya bergejolak di kepalaku.

"Maafkan aku, aku tak bisa melindungimu"

Aku tak mengerti, mengapa ia meminta maaf kepadaku.

Disuatu hari, disaat aku sedang melihat ke arah jendela, aku melihat seseorang, seseorang yang ternyata selama ini membawakanku surat.

Disaat aku memanggilnya, dia langsung lari, aku tak berdaya, aku ingin mengejarnya, tapi rasa takutku terhadap dunia, lebih besar daripada rasa penasaranku.

Aku hanya bisa sampai didepan pintu, dan mengambil surat darinya, dalam surat itu, tertulis :

"DEAR Stevani,
  Padamu, sahabat kecilku, aku berjanji, akan menemuimu, aku akan mengobati rasa penasaranmu, tentang penyakitmu, aku janji, besok aku akan datang kerumahmu, ini akan menjadi surat terakhirku yang akan kukirimkan kepadamu, setelah itu, aku tidak akan mengganggumu lagi.
With love, Your bestfriend.

Setelah membaca surat itu, aku begitu senang, karena akhirnya ada yang akan memberitahuku tentang masa laluku dan penyakitku.

**

Keesokan harinya, disaat aku sedang membaca sebuah buku, datanglah seorang pria yang begitu tampan dan menawan, disaat aku menatapnya, jantungku merasa berdebar, apalagi waktu dia tersenyum, seakan aku ingin terbang.

Kemudian aku menyuruhnha duduk, dan aku langsung bertanya tentang surat dah sahabat kecilku, yah ternyata dia adalah sahabat kecilku, sahabat kecil yang pernah diceritakan oleh bibiku, sekarang menjadi seorang pangeran tampan.

Kemudian ia mulai bercerita tentang masa laluku, katanya semua ini merupakan salahnya, dialah penyebab aku menderita social phobia ini.

Dia berkata, waktu itu dia mengajakku untuk bermain di taman, tapi kejadian tak terduga terjadi saat itu.

Waktu itu disaat ia meninggalkanku sebentar, disaat ia kembali, ia melihatku, melihatku menangis karena dibully oleh anak-anak yang lebih besar.

Katanya, dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya diam menatapku, sambil melihat luka yang begitu dalam yang aku alami, katanya aku dibully, dibully sampai pingsan.

Disaat aku bangun dari pingsanku, katanya aku mulai takut terhadap keramaian.

Kemudian ia meminta maaf kepadaku, ia berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama yang pernah ia lakukan padaku.

Kemudian aku bertanya kepada dirinya "Akankah kita masih tetap bersahabat?"

Kemudian, ia memberikan jawaban yang begitu mengecewakan, ia berkata bahwa ia tidak mau menjadi sahabatku seperti waktu kecil, ia tak sanggup melihat luka yang pernah ku alami waktu kecil.

Setiap ia melihatku didepan jendela, ia merasa begitu bersalah, ia tak sanggup menatap mataku, katanya disaat menatap mataku, ia teringat masa kecil yang begitu kelam yang aku alami.

Setelah bercerita, diapun pergi.

Awalnya, aku merasa akan lebih baik jika aku bertemu dengannya dan bercerita dengan dirinya tentang diriku yang dulu.

Tapi ternyata tidak, perasaanku semakin buruk setelah aku menemuinya.

Bukan karena cerita yang diceritakannya membuat perasaanku buruk, tapi, seperti cerita-cerita novel yang ku baca, sepertinya aku memiliki sebuah perasaan kepadanya, yah sepertinya aku jatuh cinta.

Mungkin bagi orang normal, jatuh cinta adalah hal yang indah, tapi tidak bagiku, apalagi dia telah berkata, bahwa dia tidak akan menemuiku lagi.

**

Hari berganti hari, aku selalu memikirkannya, dan aku semakin jatuh cinta kepadanya.

Kemudian, aku mengambil keputusan yang gila, demi cintaku padanya, aku, seorang penderita social phobia, akhirnya memberanikan diri untuk keluar dan mengejar cintaku.

Disaat aku melewati pintu, rasa takut itupun mulai muncul, aku mulai melihat banyak orang, tapi aku tidak menyerah, dengan gaya sok berani, aku terus berjalan, meskipun sebenarnya aku ingin menangis dan menjerit ketakutan.

Kemudian, aku memasuka sebuah blok, di blok itu, aku melihat dia, aku melihat dirinya, ia sedang berada di sebuah taman, ditaman itu ada begitu banyak orang.

Disaat aku melihat orang yang begitu banyak, rasa takutkupun semakin besar, aku tidak tahu apa yang harus ku perbuat, akhirnya aku mengambil keputusan terbaik, untuk menemuinya.

Disaat aku semakin dekat dengannya, rasa takut itu semakin besar, air mataku mulai menetes, kemudian dia menatapku, dan ia langsung menemuiku dan memelukku.

Pelukan darinya seakan seperti obat, rasa takutku hilang disaat ia memelukku, ia kemudian menghapus air mataku, mulai dari hal itulah aku kehilangan rasa takutku terhadap keramaian.

Akhirnya, aku bisa menemukan cintaku, dan karenanya, social phobiaku pun hilang.

Ternyata benar novel yang ku baca, jika kita melawan rasa takut, rasa takut itu akan hilang dan digantikan oleh rasa gembira.